Daftar Blog Saya

Minggu, 07 Februari 2010

AKU SEPERTI INI KARENA AYAHKU


Aku merasa bahwa ayahku adalah seorang motivator ulung, betapa tidak?
Ayahku ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya,menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada siapapun - dan (tapi) selalu membutuhkan kehadirannya, mengasihi dan menyayagi semua orang, selalu belajar dan mengajari yang baik. Untuk itu sejak aku masih kecil atau bahkan bahkan masih dalam kandungan aku yakin ayahku sudah memikirkan segala sesuatunya untuk menajdikan ku orang yang bermanfaat.

Saat aku kecil, q selalu disuruh sekolah yang sungguh2 tetapi bukan berti niggalin ngaji. Satu hal yag masih terngiang sampai saat ini, ayahku sellau berkata “kalo gax mau ngaji, mendingan gak usah sekolah sekalian”. Dulunya aku berfikri ayah gak saying ma aku karena berbeda dengan teman kecilku yang lain, mereka bebas pada sore hari bermain layang2, sepakbola atau kelereng tetapi aku dimarah bakhan dijewer kalo ku gax segera mandi dan berangkat mengaji saat waktu asyar tiba. Namun aku saat ini sadar bahwa ayah seperti itu karena yah ingin menanamkan pendidikan gama keppada ankanya, dimana pendidikan agama tak kalah pentingnya dengan pendidikan umum. Mengutip perkataan albert einsten “ilmu pengetahuan, tanpa pemahaman agama maka akan picang”.

Ayah hanya menyuruhku mengerjakan pekerjaan yang ku sukai. Ayah membiarkan ku menang dalam permainan ketika aku masih kecil, tapi dia tidak ingin aku membiarkannya menang ketikaa ku sudah besar. Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret. Ayah selalu tepat anji!


Saat ini akupun seudah bisa merasakan sedikit manfaatnya, aku bisa mengimami sholat meski dengan suara yang tak begitu merdu, terkadang aku disurh teman2 memimpin doa, bahkan sesekali ku diminta menjadi imam tahlil rutin sahabat2 mahasiswa, dan yang pasti dengan sedikit pemahaman agama yang ku dapatkan ku bisa membedakan mana yang haq dan mana yang bahtil.
Selain itujuga kau sekarang merasa bahwa hidpku lebih tersa bermakana, karena yah selalu memberikan kebesasn kepada saya untuk menjadi apa saja, yang penting aku tahu konsekuensinya. Ayahku sellu mengajarkan bahwa “jadinya aku terserah aku”.

Ayah hanya menyuruhku mengerjakan pekerjaan yang ku sukai.
Ayah membiarkan ku menang dalam permainan ketika ku masih kecil,
tapi dia tidak ingin ku membiarkannya menang ketika ku sudah besar.
Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret.
Ayah selalu tepat janji!

Ayah mulai merencanakan hidupku ketika tahu bahwa ibuku hamil (mengandungku) , tapi begitu aku lahir, ia mulai membuat revisi. Ayah membantu membuat impianku jadi kenyataan bahkan diapun bisa meyakinkanku untuk melakukan hal-hal yang mustahil, seperti mengapungdi atas air setelah ia melepaskanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar