Daftar Blog Saya

Selasa, 24 November 2009

TENTANG SAYA


Saya Arif Nurrohman dilahirkan kedunia gx jelas ini sejak 1/5 abad lebih yg lalu tpatnya 26 maret 1988. biasanya orang terdekat saya saya baik itu saudara maupun sahabat biasa memanggil saya “airf”. Tapi buat Anda semua boleh menamai saya siaa asja. Sebab saya berubah dan bertukar wajah dengan siapa. Bagi saya raut muka bukan lah masalah, sebab saya memang tidak hanya satu, bahkan bisa puluhan atau ratusan. Namun sau hal yang pasti, saya adalah satu dalam sifat. Ketulususn niat dan kejujuran pasti meniscaya pada mahasiswa model saya.

Saya hidup didalam egara kesatuan republic entah berantah (NKREB) dengan 200 juta lebih rakyatnya. Tinggal disalah satu provinsi Negara itu, saya memliki latar belakan yg tidak istemewa. Lahir dari keluarga biasa-biasa saja ,ayah yg berna wahyin yang berprofesi sebagai petani dan ibu yg sabar dan patuh terhadap suami bernama sri mujiati. Dan saudara-saudara saya yakni satu orang kakak bernama nurkholis majid dan satu orang adik bernama dewi khoirun nisa yang mereka semua melek agama.

Saya merupakan anak yg tidak begitu pandai bila dibandingkan dengan saudara-saudara kandung saya yg lain. Meskipun demikian ayah saya sangat bersemangat untuk memberikan dukungan yg maksimal yang berhubungan denga pendidikan walau selalu saja terhambat oleh masalah ekonomi. Saya mulai mencicipi pahit mansinya dunia pendidikan sejak umur 5 tahun. Dimulai dari TK Aisiyah Bustanul Atfhal selama 1 tahun, berjalan dari situlah sya mulai mengenal huruf, angka-angka dan bahkan bernyanyi… “yah walaupun saya sadar suara saya tidak begitu enak untuk didengar”. kemudian dilanjutkan ke SD Negei 1 Dayamurni pada tahun 1993 dan lulus tepat enam tahun yakni 1999. Sambil bersekolah SD saya juga terpaksa rajin mengaji di Pesantren dekat rumah, kira-kira 100m. terpaksa rajin mengaji karena ayah selalu berkata kalau mau sekolah harus mengaji. Ayah selalu menyuruh anak-anaknya utnuk mencari ilmu agama, ayah sangat marah jika saya tidak bernagkat mengaji pada waktu malam hari. Saya berfikir ayah beitu karena ayah satidak ingin anak-anaknya kelak menjadi anak yg buta agama khususnya baca alqur’an. Karena tidak dipungkiri kalo ayah saya saya tidak begitu lancer ketika membaca alqur’an.

Setelah lulus SD saya melanjutkan ke SMPN 1 Tumijajar, berbeda dengan SD kalo mw masuk tinggal daftar saja “bayar juga” dengan otomatis sudah bisa belajar disitu, tapi untuk SMPN saya harus mengikuti selesksi nilan NEM (Nilai Ebtanas Murni) terlebih dahaulu. Alahamdulillah NEM melebihi standar masuk SMM itu waluupun masih ditingkatan bawah. SMP saya luamayan jauh dari rumah sekitar 5 KM. tapi itu tidak mengahmbat saya utnk mencar ilmu. Saya biasa pergi kesekolah dengan menegluarkan uang recehan 100 perak 2 untuk naik angkot. SMP saya rajin belajar dan saya biasanya mendapatkan Peringkat 1 kelas pada kelas I, peringkat umum 2 pada kelas II dan lulusan terbaik III umum .

Setelah Tamat SMP saya melanjutkan ke SMAN1 tumijajar yg letaknya disamping SD saya dahaulu. Karena berfikir selain dekay rumah SMA ini juga merupakan SMA favorit di Tulang Bawang. Tiadak jauh beda dengan SMP saya pernah dan peringkat tapi hanya dalam level kelas. Pada kelas I saya dapat peringkat 1, kelas II dan III tidak pernah lagi karena mungkin semenjak saya kenal yn namanya cinta.. “soal cinta gx bisa saya ceritakan karena malu…”. Saya salah siswa yg sebenanya memilki potensi “kata guru” tapi lagi-lagi cinta yg buat saya berubah. Saya pernah ikut meramaikan Olimpiade Fisika tingakt Kabuipaten mewakili SMA saya dan TIDAK JUARA..” gitu za bangga, he.. he”.

Setelh tamat SMA pada tahun 2006 saya lagsung mendaftar TNI-AD, meskipun ibu saya tidak setuju jika saya menjadi TNI. Kali ini bukan karena cinta yang ngebuat saya gagal tapi karena nasib atau garis tangan saya tidak disitu. Dari kegalan itu saya mulai belajar merokok dengan alas an menghilangkan rasa kecewa dan stress.

Satu hal yang saya ingat bualn-bulan ini, waktu tinggal dikampung saya selalu disuruh ayah belajar agar menjadi anak yg pandai. Ketika saya tanyakan pada ayah, ayah hanya menjawab “ ayahkan seorang petani, cukup ayah saja yg begini”. Saya selalu ingin tahu pertanyaan waktu itu.

Kini saya adalah MAHASISWA, saya tidak begitu pintar makanya saking inginya ayah, memliki anak yg bergelar sarjana. Ia menganggukan saja ketika lah satu panitia SPMB menyodorkan kwitansi berjumlah satu juta dua ratus perak sebagi sarat menjadi mahasiswa agronomi Universitas lampung. Yang pasti ayah ingin saya menjadi lebih baik, lebih kaya, dan lebih pintar darinya. Dan kini dibenak kebanyakan orang tua di negeri ini gelar sarjana adalah satu-satunya mengahantrakan anaknya menjadi kaya. Rumusnya sederhana, pendidikan=investasi, maka gelar sarjana adalah jalan tunggal menuju kekayaan.

Saya yang dulunya berfikir dunia ini hanya selebar kampungm nerimo dengan separuh hati yg telah dipaksa, capan guru sekolah adalah dokrin, serta fatwa guru ngaji adalah kebenaran tunggal. Namun kini setelah menjadi mahasswa saya merasa menumakn panutan baru…

Saat ini saya harus berusaha memenuhi apa yang menjadi keinginan serta harapan orang tua, saya terus mengejar ketidakpastian itu dengan berbagai cara meskipun agak sedikit memalukan.saya berusaha hidup mandiri membiayai kebutuhan hidup dengan angkuhnya tanpa mau mengahrap biaya orang tua. Belajar dari pengalaman pahit, semua berusaha saya gapai, karena saya sudah lama bergelut dengan dunia kepediahan yang saat ini menjadi terbiasa bagi hidup saya. Saya senag sekali berorganisasi. Karena saya berfikir ilmu seperti ini tidak pernah diajarkan di dunia akademik dikampus dan saya ingin menjadi intelektual organic, saya tidak hanya butuh pergerakan dalam fikiran, tetapi pergerakan dalam kenyataan.


Kawan bagi saya adalah komunitas orang-orang bodoh, dapat ditipu dan sangat membutuhkan pertolongan. Karena itu merkelaah makanan empuk yang tak boleh dilwatkan. Bagis saya mereka adalah komoditi unggul untuk mencapai apa yang saya inginkan.

Tiada lain organisasi pergerakan adalah pilihan paling strategis bagi saya. Bagi saya organisasi ini mirip gula jawa yang manis rasanya, makanya wajar jika menjadi rebutan para semut macam saya. Sebab itu adalah pilihan strategis popularitas lebih mudah didapat.

Lalu tak ketinggalan, citra baik, serdas, aktif, dan imej religius adalah satu yang harus selalu saya munculkan setiap saat. Sebab itu penting untuk karier nanti. Untuk yang terakhir itu cukup gampang saya lakukan. Untuk mendekati kelompok islam saya tinggal rajin-rajin saja memaki koko, dan memaki celana kain serta tak lupa melipatnya sampai ke mata kaki. Tidak ketingglan kopiah atau membawa kitab kecil. Taqwa bagi saya sangat mudah, tinggal pergi ke toko aksesoris muslim, dan jadilah saya orang bertaqwa dimata mereka. Untungnya lagi, mahasswa dikampus ini lebih muda percaya symbol agama daripada isi kepala dan hati. Apalagi, bagi saya amat mudah membohongi aktivis masjid yan gtentu saja mereka tidak mau berburuk sangka.

Dan imej adalah persepsi dibenak para dosen, mahasiswa, dan orang tua yang telah saya kibuli dan peras. Mereka tidak pernah tahu saya tidur dan meniduri siapa tiap malamnya. Bagi saya PSK tidaklah pantas untuk teman seranjang, sebab ada mahaiswi-mahasiswi muda nan cantik tapi bodoh yang bisa say kelabuhi dengan retorika-retorika dan buaian impian masa depan. Kenyataannya siapa mahasiswi yang nggak tergila-gila pada mahasiswa model saya.
Dengan alas an organisasi satau sekedar tawaran menjadi pendamping dimasa depan, akan sangat mudah bagi saya melampiaskan nafsu bejat bagi mereka. Kehamilan bukanlah yang sangat menakutkan, sebab oral sex atau kondom ditangan cukuplah bagi saya. Untuk melakukan semua itu tidak sulit bagi saya. Tinggal pilih dimana tempatnya, ditoilet kampus, gedung kosong, atau secretariat organisasi kal asenja tiba. Pun bisa saja saya mengunci rapat-rapat pintu kost atau menyewa hotel. Toh kebanyakan kost disekitar kampus ini tidak mempunyai indunk semangm lagian saiapa yang mau usil kalau saya tidur dihotel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar