Daftar Blog Saya

Sabtu, 26 Juni 2010

Ritual Malam Minggu



malem minggu
minggu malem
beda itu mah!

malem minggu benar-benar sendirian di kosan.. bingung mau apa .. ngobrol juga sama siapa...
bener deh hidup kaya di tengah hutan…

Bila malam minggu “sat nite” merupakan malam yang dinantikan banyak muda mudi terutama yang punya pasangan untuk mengahbiskan waktu bersama, sepertinya ada hal yang luar biasa di malam minggu. Tapi bagi mahasiswa berambut cepak ini, malam minggu tak ubahnya malam panjang yang dingin. Malam yang memberikan waktu lebih lama di setiap detik dan menitnya. Pergantian jam yang terasa cepat di hari-hari biasanya. Tak berlaku di malam minggu. Itu yang kerap kali dirasakannya tiap sabtu malam datang. Dan hanya ritual malam minggu, yang bisa mencuri senyum manis dari raut wajahnya. Kalao dulu waktu dikampung sering ngelakuin ritual dimalam jum’at “yasinan”. Eh.. Sekarang sudah hampir sama persis antara malam minggu dan malam jum’at.. yakni sama2 ada ritual rutin.



Tak tik tak tik tuk..

Suara keyboard terdengar nyaring seolah-olah seirama dengan hatiku , samabil ngedengrin MP3 yg sesuai dg isi hatiku. Aku ngetik tiap huruf di keyboard tanpa sedikitpun melihatnya. Hanya monitor komputer 14 inc yang kulihat lihat. Menatap tiap tiap kata yang akan muncul. Berharap kejenuhan sedikit berkurang. Untung saja aku punya hobi nulis, walau dg bahasa gx jelas “Ngalor ngidul”. Setelah itu ku posting di blog kesayangan..

Yg sedikit bisa ngurangin rasa jenuh satu lagi, ku dah pasang speedy.. jadi bisa chat di FB, untuj mengurangi rasa rindu…

"hei… mlm? Apa kabar? " tanya ku…
"Alhamdulillah.. “jwabnya
Kamu juga sehat kan ?" tanya si cew yang tengah chatting dengan ku...
"Sehat. Tapi hatiku tidak benar-benar sehat,..," ungkapku...
yang sabar…. “ungkap si cew”..
…….
……. “gx mungkin kutulis semua, privasi”

Percakapan itu gx berlangsung lama. Sang cew tampak harus segera mengakhirinya.. karena mungkin cowox nya sudah dateng.

"mas, q pergi dulu ya. Sudah ditunggu kawan diluar," pamitnya.
"Iya. Kamu hati-hati. Ingat, jangan kecapean meskipun malam minggu Banyakin waktu tidurnya," ku mencoba perhatian”

Ne lah ritual rutin ku dimalam minggu,
malam yang ku isi dengan bersantai ria sambil liat facebook diselingin dg chating an dan maen game sampai esok subuh.. dan siangnya molor menanti hari esok untuk ngelanjutin aktivitas kuliah yang ngebosenin...
Ku ngerasa dengan ngelakui ritual sperti ne akan menjadi lebih baik. dari pada aku keluar sendirian “temen2 pada kencan”, malah negbuat ku iri dan sakit hati. Gmana gx? Ngeliat cewex di boncengin cowox yang jika difikir cowok itu jauh gantengnya ma ku, ada yang suap-saupan dengan pasanganya,…… atau ngeliat sekumpulan anak muda yg mengeluarkan sebaskom kata2 gx bermakana di cafĂ©, padahal kan yag dia pake duet orang tuanya……

Jumat, 25 Juni 2010

Kejenuhan Ruangan sepi “kos”



Kok malm ne sepi banget di kos “sekret NU”, gx seperti malam2 biasanya yg selalu ramai baik oelh suara musik, telivisi, dan petikan gitar. Sahabat 2 ku pada pulang kampung, mungkin mereka rindu dengan kampung halaman, kangen orang tua, pacara atau kehabisan uang bulanan.

Ku bingung harus ngelakuin apa? Mw keluar bingung kemana? Mw cari makan.. kok gx da duit.. mau kencan ma pacar, tapi kok pacar gx da. Ah.. lebih baik ku OL za lah.. cari wawasan sebanyak-banyaknya lewat dunia maya, siapa tau bisa ketemu luna maya.. “ih amit2 perempuan bejat”.

Kondisi malm yg seperti ne adalh hal yang paling aku benci,. Hanya berada di depan seoonggok benda berbentuk persegi yg mengeluarkan gambar, berukuran kurang lebih 14 inc , gx bisa diajak ngobrol. “komputer maksudnya” dan secangkir kopi manis serta sebatang bulat kecil panjang tapi gax terlalu yang mneglurkan asap ketika dinyalakan “rokok” bertuliskan surya 16 pada bungkusnya.

Merasa jenuh...? pasti!.
Tapi gx papa, sudah ada yg menemaniku dg setia, yakni nyamuk-nyamuk yang kleparan. Sepertinya mereka mencari makan di bagian tubuhku. Biarkan saja meskipun sedikit gatal, ku berusaha untuk meberi rexki kepadanya dengan membiarkan mencubit kulitku . huft... lengkap sudah sepertinya penderitaan ku..

Ya Allah..
Bantu aku mengatasi kejenuhan malm sepi ne..

Kamis, 24 Juni 2010

sebuah cerita tentang pelajaran hidup di dalam Bus antar kota.



pagi ini, 24 juni 2010, setelah 3 hari pulang kampung melepas rasa kangen dg orang tua dan sahabt2 tercinta . saya kembali pulang ke bandar lampung menuju kos kecil sbgai rumah kedua slama menyelesaikan bangku kuliah yg sudah sedikit membosankan. saya naik bus antar kota way abung-rajabasa. setelah sekian lama gak menaikinya.
Bus antar kota jurusan way aubng-rajabasa,dua puluh ribu rupiah dengan sensasi yang selalu luar biasa yakni full musik dan full AC “angin cepoi cepoi”.
Sebenarnya saya bisa saja naik mobil pribadi “punya kakak q” karena kebetulan juga dia sering ke bandar lampung.Tapi saya sengaja naik bus ini,bukan cari sensasi,bukan juga karena terkena penyakit klasik:tanggal tua,tetapi saya ingin sedikit bernostalgia.
Bus kota yang lebih dominan karat daripada cat nya.
Tempat duduknya yang sudah berubah warna dari aslinya,
dan tentu saja coretan tipe-x anak-anak alay kurang kerjaan yang memenuhi dinding-dindingnya.
Bus yang dulu sebulan sekali menjadi langganan saya.
Alhamdulilah,
saya mendapatkan tempat duduk yang strategis.
sehingga AC nya tidak kalah dengan AC mobil avanza “punya kakak ku”,
iya, AC” Angin Cepoi cepoi” plus debu-debu jalanan.
Ada alasan kenapa saya memilih bus ini,bus yang bisa di bilang hampir tidak layak jalan karena kondisi yang terlihat,bukan..bukan hanya terlihat,tapi benar-benar memprihatinkan.
Banyak pelajaran yang saya dapat di sini,tidak kalah berharga dengan ilmu yang saya beli berjuta-juta disalah satu universitas Negeri di Lampung “UNILA” ,hanya dengan dua puluh ribu rupiah saja.
Dan ini cerita saya:
Baru saja 1 jam duduk di tempat duduk strategis yang sudah saya ceritakan tadi,saya disambut lagu seroja “kalau tidak salah judulnya itu” yang dibawakan dua orang pengamen versi akustikan.
Lusuh,tapi suaranya tidak seburuk penampilannya.Amazing,dengan cengkok melayu sempurna dan petikan gitar tua yang memesona(tulisan yang benar kata ibu saya) bukan mempesona (catet).
Subhanallah..Benar-benar tidak boleh melihat orang hanya dari luarnya saja,yap itu jadi pelajaran pertama.Allah menciptakan seseorang dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.Jangan buru-buru men-judge orang hanya dari tampilan luarnya saja.Pengamen itu menyimpan berjuta kelebihan dibalik segala kekurangannya.
Tidak lama kemudian,ada seorang bapak setengah baya menawarkan semacam alat untuk memotong sayur.Sepuluh ribu harganya.Namanya juga di dalam bus,semua barang bisa di tawarkan ,dari dari tahu ala bus kota sampai alat pemotong sayur.Keringat membasahi bajunya,matanya terlihat sayu,mungkin semalam tidak tidur memikirkan keluarganya.Dan di bus siang ini,nampaknya bapak ini kurang beruntung,tidak ada satupun yang membeli,saya pun tidak.Saya belum perlu alat pemotong sayur itu.Tetapi dia tetap tersenyum,santun,dan semangat menawarkan barang dagangannya.
Dan ini jadi pelajaran kedua:Jangan pernah putus asa.Allah tidak menyukai orang yang berputus asa.Jika salah satu pintu tertutup masih ada pintu-pintu lain yang terbuka,tapi sayangnya manusia banyak yang terpaku meratapi pintu yang sudah tertutup itu dan tidak melihat peluang lain.Bersabar dan berusaha.
Bapak itu berlalu,bus mulai menjalankan roda-rodanya.
dengan suara mesin yang sudah tidak terlalu nyaman di telinga.
Satu pengamen datang lagi.Kali ini anak kecil,emm kira-kira kelas 3 SD
membawa gitar kecil,membawakan lagu opick kalo ga salah.
Suaranya kecil tapi lantang,selantang dia menantang jalanan Jakarta.
Gitar kecil yang bernada,suara yang cenderung mendayu-dayu dan biasa-biasa saja.
Tetapi seperti ada sesuatu yang ingin dia sampaikan lewat lagu itu,sehingga lagunya menjadi bernyawa.
Saya yakin bukan hanya saya saja yang iba,
Kemana ibunya?Sudah makan atau kah belum anak ini?Dimana dia tinggal?
Ini pelajaran ketiga saya,saya harus bersyukur,harus lebih bersyukur.
Ketika saya seumuran dia,hari minggu,saya di rumah bercanda bersama keluarga,
tetapi dia?
Sudah memikirkan entah nanti makan apa,sudah bergelut dengan kejamnya ibu kota,berteriak menghibur penumpang bus kota termasuk saya.
Sungguh,Alhamdulillah ya Allah Engkau berikan masa kecil yang indah kepada saya.
Sudah tidak ada pengamen atau penjual lagi setelah itu,tetapi yang saya rasakan bus semakin penuh,semakin banyak penumpang yang berdiri dan menutupi sirkulasi angin yang beberapa menit yang lalu membuai saya.
Panas matahari jam 11 siang di dalam bus kota plus macet..mantap sudah!
Ada yang bingung cari kertas dari tas nya untuk kipas-kipas,ada yang kipas-kipas pake tangan sambil berdesis kesal,ada yang mengeluh,dan lain sebagainya., saya?Selama saya masih bisa merasakan panas,akan saya nikmati.Mengutuk panasnya matahri malah akan semakin menambah dasyatnya suasana bus kota,seperti di rebus hidup-hidup.Anggap saja itu sauna murah meriah 20.000 rupiah.
Jika Tuhan memberimu jeruk ubahlah menjadi sari jeruk-promod batra
Anggap saja kejadian sauna bus kota adalah buah jeruk yang sangat masam,lalu selanjutnya kitalah yang harus mengubah suasana itu seperti kita menjadikan sari jeruk,yang sudah kita beri gula sesuka kita,atau mungkin sudah di simpan dalam lemari pendingin.Dan hanya kita yang bisa melakukan itu,seperti itu pula hidup,kita mau mengeluh,mau menikmati,mau mengumpat,itu pilihan masing-masing individu.
Dan pelajaran selanjutnya:saya mau sari jeruk saja..*mulai ga nyambung :haha:
Ubahlah hal-hal yang tidak menyenangkan menjadi hal yang menyenangkan,dengan selalu mengambil sisi positif dari setiap kejadian.
Setelah melewati panas,macet,orang-orang dengan bau matahari,sampai lah saya di tempat tujuan terminal Raja basa.Mari kita ucapkan hamdalah bersama-sama..
dua puluh ribu rupiah untuk sebuah cerita dari bus antar kota .
Sungguh sangat berharga.
Sepertinya saya harus turun dan itu berarti berakhirlah juga cerita saya..

Jumat, 18 Juni 2010

UAS VI


Ku mulai melaksanakan UAS VI tanggal 3 juni 2010, karena itu merupakan jadwal yg dibuat pihak kampus dengan seenak mereka sendiri tanpa harus berkoordinasi dg mahaasiswa spertiku “ mangnya kamu tu sapa rif..”.
UAS kali ini lumayan menguras banyak tenaga dan fikiran ku.. bayangin za semseter ne ku ngambil 24 SKS “bukti mahasiswa pintar he he..”, dan disaat yang bersamaan ku harus menyelesaikan Progja Organisasi IPNU Lampung dan ngebentuk Ikatan Mahasiswa Tualang bawang Barat “IKAM TUBAR”. Karena di organisai dua-duanya itu ku dipercaya sebagi sekretaris umum.

Saat UAS perdana dimulai, ku lumayan siap.. baik belajarnya maupun kodisi fisik serta nyiapain segala peralatan lain yang menunjang “ex. Ngebuat kepe’an”. Dan untuk yang terkahir itu gax boleh ditiru.

Kalo boleh jujur UAS VI ku belajar memang belajar, bahkan sampe larut malam. Namun ku punya kebiasaan buruk yang sulit ditinggalin. Ku gx pernah pede dengan jawaban setiap soal, walaupun itu bener. Selain itu kebiasaan buruk ini juga didorong oleh sahabatku yang mempunyai hobi yg sama persis ma ku. Setiap akan ujian ku ma dia selalu ngebuat jimat “contekan” dg cara ngetik dan dibuat font yg sanagt kecil “5”. Nah.... memang terbukti ampuhnanya jimat itu. Banyak hasil ujian yang dibagikan hampir rata2 A semua.

Sebenenya didalam hati kecilku tidak ada rasa kepuasan dan kebanggan meskipun dapet nilai A, karena kudapatkan dengan cara yang sanagt memalukan. Namun ku punya keyakinan bahwa nilaiku itu akan ku buktikan ketika aku berada di dunia luar, bertarung dengan kejamnya dunia kerja “didukung oleh hobi membaca, diskusi dan aksi”. Memang benar ku selalu buat jimat, tapi ku memahami semua materi yang diujikan, ku negbuat jimat itu lantaran dosen selalu mengharapkan jawaban kata2 yang sesuai dengan yang dia berikan“Bukan berarti aku gx ilmiah lho..”.

Inilah gambaran UAS VI ku, yang sesunguhnya mewakili gambaran hampir kebanyakan mahasiswa kampus saat ini.


Sabtu, 12 Juni 2010

Sudahkah Kita Menjadi Mahasiswa yang sesungguhnya?

Apakah dengan mempunyai kartu tanda mahasiswa sudah dikatakan sebagai seorang mahasiswa? Atau seseorang yang memiliki jas almamater juga sudah bisa dikatakan mahasiswa? Jawabannya adalah tidak. Identitas mahasiswa bukanlah mempunyai kartu tanda mahasiswa, atau jas almamater. Jika mahasiswa yang anda maksud adalah demikian, berarti pemahaman anda tentang mahasiswa belum sempurna.

Tidak dipungkiri bahwa setiap mahasiswa pasti memiliki tanda pengenal. Namun pengertian yang saya maksud di sini adalah mahasiswa secara nasionalis atau menyeluruh. Yaitu bukan sekedar mahasiswa yang mengandalkan pakaian ataupun pengakuan, tapi mahasiswa yang memiliki jati diri sebagai tonggak kekuasaan bangsa.

Jika kita mengingat perjuangan mahasiswa di akhir orde baru, maka kita akan berdecak kagum dan salut. Bagaimana tidak, tindakan mereka menunjukkan bahwa mahasiswa peka terhadap kekeliruan perjalanan roda pemerintahan. Ketika ada penyelewengan kekuasaan, mahasiswa gerah dan resah. Semua bersatu menyerukan kebenaran. Penuntutan reformasi pun dilakukan. Walaupun harus ada nyawa yang dikorbankan, semua berjalan sesuai harapan. Inilah kekuatan mahasiswa yang sebenarnya.

Tugas mahasiswa bukan hanya datang ke kelas untuk mencapai IP yang tinggi, tapi juga datang ke lintasan pemerintahan menuju kekuatan yang serentak. Mahasiswa dianggap mempunyai intelegensi untuk senantiasa kritis atas kebijakan-kebijakan yang dilakukan. Di dalam kelompok masyarakat, mahasiswalah yang mempunyai tingkat pendidikan tertinggi. Mahasiswa merasakan bangku sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Jadi masihkah ia tidak mengerti akan keteledoran bangsa?

Ketika kita bertanya tentang siapa yang benar, saya menganggap bahwa yang mampu menilainya adalah mahasiswa. Mengapa? Mahasiswa tidak memiliki kepentingan lain selain memajukan bangsa ini menuju peradaban yang lebih baik. Tidak seperti orang-orang kebanyakan yang sedang duduk sebagai perwakilan rakyat saat ini. Mereka sudah dicampuri oleh kepentingan-kepentingan yang tidak didasari pada kesejahteraan rakyat. Banyak yang tidak menjalankan fungsinya sebagai seorang yang dikatakan perwakilan, malah
mengalihfungsikan sebagai penipuan. Sungguh ironis kenyataan yang terjadi.

Lalu bagaimanakah agar mahasiswa tetap peka terhadap kebijakan-kebijakan yang diberlakukan? Caranya adalah dengan menanamkan rasa semangat mengawal dan mengawasi jalannya reformasi. Kata mengawal di sini dimaksudkan bahwa kita sebagai mahasiwa secara tidak langsung dipercayakan untuk mendampingi sistem pemerintahan yang ada. Ibarat sebuah mesin, jika dipadukan oleh pengawalan serta pengawasan oleh seorang ahli mesin, maka bisa dijamin bahwa mesin tersebut akan terus bekerja sesuai dengan fungsinya. Seperti itu juga sistem pemerintahan kita. Mahasiswa dituntut untuk memahami kinerja yang ada. Bagaimana mungkin kita bisa mengawasi sesuatu yang tidak kita ketahui sistematikanya? Maka dari itu, seorang pengawal dan pengawas yang baik adalah yang mengerti akan dinamika kenegaraan suatu bangsa. Siapakah itu? Tentunya mahasiswa.

Pada dasarnya ada tiga hal yang mencirikan apakah kita sudah layak dikatakan sebagai mahasiswa atau belum. Yang pertama adalah bahwa mahasiswa harus mampu menjadi agent of social control atau penyampai kebenaran. Kejujuran dan integritas sangat diuji dalam hal ini. Memang pada dasarnya kebenaran itu hanya datang dari Tuhan yang Maha kuasa. Namun kita sebagai manusia diberikan akal pikiran untuk menentukan mana yang baik dan buruk. Itulah sebabnya mengapa mahasiswa butuh bersatu untuk mencapai kesepakatan dalam pencapaian misi menjadi agent of control.

Berikutnya yang kedua adalah mahasiswa dituntut untuk menjadi seorang agent of change atau agen perubahan. Perubahan yang dimaksudkan di sini adalah pergerakan menuju yang lebih baik. Selain sebagai pengawal dan pengawas, kita juga dituntut untuk memberikan solusi atas timbulnya permasalahan. Untuk menjadi seorang agen perubahan tidaklah mudah. Harus ada langkah-langkah konkrit yang kita lakukan. Pengujian hipotesa, serta observasi yang runtun juga tak boleh ditinggalkan. Inilah tantangan kita untuk mewujudkan makna dari mahasiswa yang sebenarnya.

Yang terakhir adalah mahasiswa sebagai iron stock atau generasi penerus. Tidak bisa dihindari bahwa kita sebagai mahasiswa mau tidak mau akan menjadi pengisi pondasi kekuasaan mendatang. Seiring berjalannya waktu kita akan terposisikan sebagai seorang yang harus mencetuskan keputusan, tidak lagi sebagai objek kekuasaan. Coba bayangkan bagaimana bila tiang kekuasaan dipegang oleh orang-orang yang berlabelkan mahasiswa asal jadi? Atau orang-orang yang tidak memiliki integritas, kejujuran dan budi pekerti? Tentunya kehancuran akan terus mendekat kepada kita. Agar tidak terjadi hal demikian, maka sudah sepatutnya kita menjadi seorang mahasiswa yang merangkap sebagai agent of control, agent of change & iron stock.

Untuk memenuhi unsur-unsur di atas seorang mahasiswa harus memiliki kekuatan softskill yang cukup. Diantaranya yang pertama adalah manajemen waktu. Tidak terlepas dari keberhasilan seorang mahasiswa, bahwa manajemen waktu merupakan salah satu penentunya. Mereka yang berhasil mengatur waktu dengan baiklah yang memenangkan kompetisi menjadi mahasiswa sebenarnya. Berikutnya adalah leadership atau kepemimpinan. Ini sudah menjadi makanan pokok bagi setiap mahasiswa. Kemampuan dalam mengorganisir serta mengambil keputusan adalah tonggak menjadi seorang yang teguh dalam hal leadership. Selain itu adalah percaya diri dan akhlak yang baik. Ini juga cukup memiliki peranan penting dalam pencapaian kesuksesan sebagai perwujudan seorang mahasiswa. Maka dari itu, mari kita bersama membangun unsur-unsur di atas untuk mencapai jati diri sebagai mahasiswa yang mampu menjadi penerus bangsa.

Jika ciri dan unsur di atas mampu kita jalani, maka saya yakin akan masa depan bangsa ini. Kemakmuran dan kesejahteraan akan terlaksana di bawah pengendalian orang-orang yang memiliki integritas dan kejujuran. Jadi, tunggu apalagi? Koreksi dirimu dan penuhi ambisimu untuk menjadi seorang mahasiswa yang sebenarnya.

Selamat menjadi seorang mahasiswa!